Selasa, 14 April 2015

Keep on creativity! :D



Proses Belajar Mengajar yang Kreatif

            Belajar. Merupakan satu kata yang bisa dibilang tidak disukai oleh siswa atau pelajar di masa sekarang ini. Entah alasannya malas, capek, bosan, ingin bermain saja, jalan-jalan, internetan dengan social media, dan seterusnya. Anak-anak cenderung bandel jika disuruh belajar, banyak sekali alasan nan kreatif mereka buat yang terkadang membuat orang tua geleng-geleng kepala. Tak jarang pula kita mendengar siswa absen sekolah dengan alasan sakit, tetapi nyatanya mereka pergi ke mall.
            Sebenarnya apa sebab mereka seperti menghindar dari sekolah? Apa yang membuat mereka tak ada semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas? Bagaimana seharusnya yang mereka lakukan sebagai generasi muda penerus bangsa? Belajar yang giat atau terseret arus globalisasi dan modernisasi? Berikut akan dirangkum beberapa tips dan trik proses belajar mengajar yang fun sekaligus kreatif, yang pastinya tidak membuat para siswa kabur lagi.
            Tema belajar menarik. Metode pengajaran tidak monoton, inovatif, dan kreatif. Sarana & prasarana belajar kondusif. Keseimbangan antara teori belajar dan praktek belajar. Adanya selingan atau intermezzo dalam kegiatan belajar mengajar.
            Proses belajar mengajar tidak melulu terpaku pada materi textbook atau kurikulum sekolah yang bisa dibilang super banyak, super ribet, dan super sulit. Disinilah peran guru untuk mencoba keluar dari konteks semacam itu dan membuat sebuah terobosan baru dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalankan.
Guru memiliki sekian materi bahasan yang akan dipelajari, tetapi ia harus buat tema belajar yang “itu-itu saja” menjadi tema baru yang menarik. Tema menarik ini di dapat dengan tidak selalu terpaku pada textbook, disertai juga contoh-contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa lebih mendapat gambaran secara nyata dan ilmu yang disampaikan juga akan diserap baik.
Setiap guru memiliki metode pengajaran yang berbeda, mereka punya cara tersendiri untuk mengajar siswanya dengan baik. Sudah jelas, belajar melalui teori-teori yang banyak dan rumit akan membuat siswa gampang bosan dan capek. Otaknya dipaksa menerima sekian banyak informasi, dan terus berpikir untuk tugas yang akan diberikan. Untuk itulah praktek disini perlu, teori tanpa praktek layaknya nasi tanpa lauk. Praktek didasari teori dan nantinya dikembangkan menjadi suatu kemampuan atau keahlian khusus yang kreatif. Tidak hanya praktek, metode itu bisa juga dilihat dari cara penyampaian materi (gunakan bahasa yang komunikatif), penulisan materi yang berbentuk poin-poin bukan penjelasan panjang (agar mudah diingat siswa), dan lain-lain.
Tiga hal yang dibutuhkan seorang guru agar metode pengajaran yang dilakukannya lebih baik dan lancar. Gesture, body language, dan personality. Tiga hal tersebut membuat image seorang guru lebih dihormati, dihargai, dan diteladani. Dengan ketiga hal tersebut, siswa memiliki kepercayaan tersendiri untuk mendengarkan serta memahami segaja ajaran-ajaran gurunya, baik itu berbentuk teori belajar ataupun teori kehidupan.
Kegiatan belajar mengajar juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang baik. Misalnya saja, kegiatan belajar tidak harus dilakukan di kelas tapi bisa di taman atau outdoor, suasana belajar menjadi kian berbeda dan segar. Tempat-tempat belajar lain, seperti lab komputer, bahasa, perpustakaan, tempat diskusi, dan sebagainya. Untuk di kelas sendiri, gunakan spidol berwarna saat mencatat materi, kondisi ruangan bersih dan nyaman, dan lain-lain.
Selingan atau intermezzo merupakan bagian penting yang harus ada ketika proses belajar mengajar itu berlangsung. Entah selingan itu berupa cerita lucu atau kisah pengalaman guru yang menarik untuk dibicarakan, bahkan permainan. Permainan atau game tidak hanya tentang kesenangan belaka, bisa saja buat permainan yang berhubungan dengan materi pelajaran. Contoh yang umum, cerdas cermat. Guru harus inovatif, jadi bisa buat permainan lain. Sanking serius belajarnya, otak menjadi lelah, dbutuhkan lah semacam refreshing yang akan mengistirahatkan dan menyenangkan pikiran sejenak.
Satu faktanya, kegiatan belajar mengajar yang sukses tidak hanya bergantung pada guru tetapi juga pada diri siswa. Dua-duanya bersifat komplementer, saling melengkapi satu sama lain. Meski penjelasan diatas banyak menitikberatkan pada peran guru, bukan berarti siswa tidak memliki peran. Hanya saja, porsi peran guru jelas lebih besar dan tekanannya jauh lebih berat sebagai seorang pembimbing. Kesadaran kecil dari diri sendiri akan membuat perubahan besar bagi masa depanmu! So, mulailah peduli. Belajar itu seperti terbang dengan baling-baling bambu versi Doraemon, mengarungi langit yang begitu luas, melihat banyak sekali kejadian atau peristiwa, mendapat segala pengetahuan dunia, serta dihalangi benda-benda langit yang bisa menghambat perjalananmu.