Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
Belajar.
Merupakan satu kata yang bisa dibilang tidak disukai oleh siswa atau pelajar di
masa sekarang ini. Entah alasannya malas, capek, bosan, ingin bermain saja,
jalan-jalan, internetan dengan social
media, dan seterusnya. Anak-anak cenderung bandel jika disuruh belajar,
banyak sekali alasan nan kreatif mereka buat yang terkadang membuat orang tua
geleng-geleng kepala. Tak jarang pula kita mendengar siswa absen sekolah dengan
alasan sakit, tetapi nyatanya mereka pergi ke mall.
Sebenarnya
apa sebab mereka seperti menghindar dari sekolah? Apa yang membuat mereka tak
ada semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas? Bagaimana seharusnya
yang mereka lakukan sebagai generasi muda penerus bangsa? Belajar yang giat
atau terseret arus globalisasi dan modernisasi? Berikut akan dirangkum beberapa
tips dan trik proses belajar mengajar yang fun
sekaligus kreatif, yang pastinya tidak membuat para siswa kabur lagi.
Tema belajar menarik. Metode pengajaran
tidak monoton, inovatif, dan kreatif. Sarana & prasarana belajar kondusif.
Keseimbangan antara teori belajar dan praktek belajar. Adanya selingan atau intermezzo dalam kegiatan belajar
mengajar.
Proses belajar
mengajar tidak melulu terpaku pada materi textbook
atau kurikulum sekolah yang bisa dibilang super banyak, super ribet, dan super
sulit. Disinilah peran guru untuk mencoba keluar dari konteks semacam itu dan
membuat sebuah terobosan baru dalam kegiatan belajar mengajar yang dijalankan.
Guru memiliki sekian
materi bahasan yang akan dipelajari, tetapi ia harus buat tema belajar yang
“itu-itu saja” menjadi tema baru yang menarik. Tema menarik ini di dapat dengan
tidak selalu terpaku pada textbook,
disertai juga contoh-contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa
lebih mendapat gambaran secara nyata dan ilmu yang disampaikan juga akan
diserap baik.
Setiap guru memiliki
metode pengajaran yang berbeda, mereka punya cara tersendiri untuk mengajar
siswanya dengan baik. Sudah jelas, belajar melalui teori-teori yang banyak dan
rumit akan membuat siswa gampang bosan dan capek. Otaknya dipaksa menerima
sekian banyak informasi, dan terus berpikir untuk tugas yang akan diberikan.
Untuk itulah praktek disini perlu, teori tanpa praktek layaknya nasi tanpa
lauk. Praktek didasari teori dan nantinya dikembangkan menjadi suatu kemampuan
atau keahlian khusus yang kreatif. Tidak hanya praktek, metode itu bisa juga
dilihat dari cara penyampaian materi (gunakan bahasa yang komunikatif),
penulisan materi yang berbentuk poin-poin bukan penjelasan panjang (agar mudah
diingat siswa), dan lain-lain.
Tiga hal yang dibutuhkan
seorang guru agar metode pengajaran yang dilakukannya lebih baik dan lancar. Gesture, body language, dan personality.
Tiga hal tersebut membuat image
seorang guru lebih dihormati, dihargai, dan diteladani. Dengan ketiga hal
tersebut, siswa memiliki kepercayaan tersendiri untuk mendengarkan serta
memahami segaja ajaran-ajaran gurunya, baik itu berbentuk teori belajar ataupun
teori kehidupan.
Kegiatan belajar mengajar
juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang baik. Misalnya saja,
kegiatan belajar tidak harus dilakukan di kelas tapi bisa di taman atau outdoor, suasana belajar menjadi kian
berbeda dan segar. Tempat-tempat belajar lain, seperti lab komputer, bahasa, perpustakaan,
tempat diskusi, dan sebagainya. Untuk di kelas sendiri, gunakan spidol berwarna
saat mencatat materi, kondisi ruangan bersih dan nyaman, dan lain-lain.
Selingan atau intermezzo merupakan bagian penting yang
harus ada ketika proses belajar mengajar itu berlangsung. Entah selingan itu
berupa cerita lucu atau kisah pengalaman guru yang menarik untuk dibicarakan,
bahkan permainan. Permainan atau game
tidak hanya tentang kesenangan belaka, bisa saja buat permainan yang
berhubungan dengan materi pelajaran. Contoh yang umum, cerdas cermat. Guru
harus inovatif, jadi bisa buat permainan lain. Sanking serius belajarnya, otak menjadi lelah, dbutuhkan lah semacam refreshing yang akan mengistirahatkan
dan menyenangkan pikiran sejenak.
Satu faktanya, kegiatan
belajar mengajar yang sukses tidak hanya bergantung pada guru tetapi juga pada
diri siswa. Dua-duanya bersifat komplementer, saling melengkapi satu sama lain.
Meski penjelasan diatas banyak menitikberatkan pada peran guru, bukan berarti
siswa tidak memliki peran. Hanya saja, porsi peran guru jelas lebih besar dan
tekanannya jauh lebih berat sebagai seorang pembimbing. Kesadaran kecil dari
diri sendiri akan membuat perubahan besar bagi masa depanmu! So, mulailah
peduli. Belajar itu seperti terbang dengan baling-baling bambu versi Doraemon, mengarungi langit yang begitu
luas, melihat banyak sekali kejadian atau peristiwa, mendapat segala
pengetahuan dunia, serta dihalangi benda-benda langit yang bisa menghambat
perjalananmu.