Rabu, 30 September 2015

Psikologi dan Teknologi Internet


Social Media dan Dampak Positif & Negatif Internet
Internet memang tidak akan berhenti perkembangannya, justru sebaliknya, dinamis. Saya cukup meyakini dari awal bahwa internet memang tidak hanya sekadar “browsing”, “surfing”, atau “googling”. Trend yang semakin kekinian, didukung globalisasi dan modernisasi semakin memantapkan eksistensi teknologi di kehidupan manusia. Teknologi disini mungkin cakupannya lebih luas, tidak hanya mesin-mesin canggih pabrik/industri, tapi coba lihat dari segi informasi dan komunikasi. Yap, social media. Sejak SMP, kemunculan facebook sudah tenar untuk anak-anak seumuran saya. Beranjak SMA, media sosial lain kian bermunculan. Makin bervariasi, dan makin banyak pula pengguna sosial media ini di kalangan pelajar maupun masyarakat. Dan tidak dapat dipungkiri, facebook adalah salah satu media sosial paling populer dan paling banyak penggunyanya bahkan samapi saat ini. Mungkin kita bisa flashback sedikit, ‘pendahulu’ media sosial sebelum seperti masa sekarang ini, friendster. Ingat? Siapapun remaja tahun 2000-an, tepatnya 2002 pasti punya akun friendster ini. Tetapi zaman sekarang, adakah orang yang hanya menggunakan satu akun? Misal, satu akun facebook. Pastinya tidak. Orang-orang zaman sekarang cenderung memiliki banyak akun, bahkan hampir semua sosial media yang sedang eksis harus dibuat akun (account). Dan tidak jarang pula, satu sosial media banyak akun. Ngomong-ngomong, termasuk diri saya sih yang punya beberapa akun sosial media yang sedang eksis sekarang-sekarang ini :D
Saya coba urutkan sosial media yang paling sering saya gunakan saat ini :
1.       Facebook
2.       Twitter
3.       Path
4.       Instagram
5.       Askfm
Ya, betul. Facebook masih memuncaki daftar sosial media yang paling sering saya gunakan. Menurut saya, facebook bukan hanya sekadar sosial media. Banyak sekali informasi yang bisa saya dapat hanya dari media sosial yang satu ini. Mulai dari berita nasional & internasional, infotainment, group interest (saling sharing), pengalaman orang lain, dan informasi menarik lainnya. Info-info ini tidak hanya menambah wawasan saya sendiri, tapi juga seringkali membuat saya senang, kagum, simpati, emosi marah, kecewa, dan perasaan lainnya terhadap suatu cerita yang di-share pada sosial media satu ini. Jadi, saya benar-benar bisa melihat apa yang terjadi di sekitar saya dan dunia. Terlepas dari pihak-pihak yang bermaksud negatif atau buruk pada orang lain melalu sosial media ini.
Setiap hal yang ada di dunia ini selalu mempunya dua sisi. Sisi positif dan sisi negatif. Baik dan buruknya seperti apa. Karena konteks pembicaraan kita mengenai penggunaan serta pemanfaatan internet, maka pertanyaanya adalah berdampak positif atau negatif? Saya pribadi akan menjawab penggunaan internet cenderung positif. Bukan berarti tidak ada negatifnya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sangat pesat, didukung oleh beberapa faktor yang sudah saya katakan sebelumnya, betul-betul semakin sulit untuk dipisahkan dari kegiatan keseharian manusia. Berikut ini saya akan coba menjabarkan beberapa dampak positif dan negatif dari penggunaan serta pemanfaatan internet.
·         Dampak Positif
Ø  Internet merupakan media sumber informasi. Informasi yang tersedia ini pastinya menambah wawasan pengetahuan kita, dan secara tidak langsung membantu dunia pendidikan. Pengaksesan informasinya juga mudah dan cepat, sudah bukan kendala lagi bagi semua orang.
Ø  Internet sebagai media komunikasi. Contohnya ya seperti social media yang sudah dibicarakan tadi. Komunikasi ini jauh lebih praktis dan diusahakan menjangkau seluruh kalangan masyarakat, sehingga komunikasi bukan menjadi masalah lagi.
Ø  Internet bisa juga dijadikan sebagai media pertukaran data. Dulu mungkin jika kita ingin mengirim surat, harus melalu pos terlebih dahulu. Sekarang hanya menggunakan fasilitas internet, kita bisa mengirim surat atau data-data lainnya dalam beberapa menit email.
Ø  Internet juga bisa menjadi peluang lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang ingin melakukan bisnis secara online, semacam perdagangan atau e-commerce.
·         Dampak Negatif
Ø  Situs-situs internet yang ada sekarang banyak mengandung SARA. Ini merupakan bentuk provokasi yang berpengaruh besar bagi anak-anak remaja khususnya (remaja adalah mayoritas pengguna internet) dalam melakukan tindakan-tindakan rasis.
Ø  Tidak sedikit juga situs yang mengandung unsur pornografi dan kekerasan. Jelas tidak bagus untuk perkembangan anak di bawah umur. Hal itu juga akan berpengaruh buruk pada perkembangan mental serta kepribadian si anak nantinya.
Ø  Marak terjadinya cybercrime. Cybercrime ini meliputi kejahatan-kejahatan dunia maya, termasuk penipuan, pemalsuan identitas, pembajakan hak cipta, dan seterusnya. Kejahatan macam ini juga bisa menuntun pada kejahatan lainnya seperti penculikan, perampokan, maupun pemerkosaan.
Ø  Ketregantungan manusia terhadap teknologi internet ini. Seperti yang saya jabarkan dari awal, bahwa penggunaan internet ini sangat praktis dan membawa kemudahan yang luar biasa dalam hal informasi dan komunikasi. Sanking sering menggunakan internet, yang sekali lagi hanyalah dunia maya dan bukan dunia realita, akan memunculkan sikap anak yang apatis dan anti-sosial.

            Dilihat dari dua dampak yang saya sebutkan diatas, saya dapat menyimpulkan bahwa penggunaan dan pemanfaatan internet itu semua tergantung diri sendiri. Ya, kembali pada individu masing-masing. Seberapa besar tanggung jawab moral dan sosial mereka berperan dalam menjalani kehidupannya. Seseorang yang punya tanggung jawab tersebut akan bisa menggunakan dan memanfaatkan internet sebaik-baiknya.

Psikologi dan Teknologi Internet



Pemanfaatan Internet Pertama Kali

 Nama internet pertama kali saya dengar ketika saya duduk di bangku sekolah dasar. Zaman saya sekolah dulu, ada pelajaran TIK (Teknologi Informasi & Komunikasi) atau sering disebut komputer. Pelajaran komputer semasa SD saya dulu masih hanya sebatas pengenalan apa itu komputer dan kegunaan serta manfaat penggunaan komputer bagi kehidupan sehari-hari. Pastinya terbagi menjadi 2 metode belajar, teori maupun praktek. Teori yang meliputi informasi lengkap mengenai perangkat komputer apa saja sampai detail fungsinya. Sedangkan untuk praktek, lebih pada cara penggunaan basic/dasar perangkat komputer itu sendiri. Jangan bayangkan komputer yang digunakan seperti masa kini, yang berlayar monitor LCD dengan spesifikasi canggih lainnya. Tidak, kenyataannya komputer zaman saya masih sederhana dengan aplikasi-aplikasi seadanya. Tetapi jangan salah, saya dan teman-teman pun dulu sudah sangat senang pada saat memasuki lab komputer. Pasalnya, pelajaran komputer hanya seminggu sekali. Yang bisa dibilang, sekali masuk lab adalah sesuatu yang istimewa bagi para siswa termasuk saya. Bagaimana tidak? Komputer adalah sesuatu yang sangat baru sekaligus sangat sayang melewatkan salah satu ciptaan yang paling pintar sepanjang sejarah manusia.
Setelah cukup berbekal ilmu seadanya dari SD mengenai komputer, saya coba melanjutkan belajar ilmu tersebut saat SMP. Saya berpikir masa SMP saya jelas lebih modern dari masa SD saya, jadi saya berharap pengetahuan komputer saya akan  berkembang maju. Dan saya tidak salah, baru kelas 7 saja alias 1 SMP saya sudah digandrungi oleh banyak tugas dan pr.  Guru-guru menuntut saya dan siswa lain untuk menggunakan “google” sebagai alat pembantu. “Cari artikelnya di internet, banyak kok. Google, Wikipedia, dan bla bla..”, ucap salah satu guru saya kala itu. Jadi ya officially, saya memanfaatkan internet pertama kali saat duduk di kelas 1 SMP. Seiring jalannya waktu, tugas dan pr yang diberikan bukan kategori ‘biasa-biasa saja’ alias gampang, yang hanya sekadar cari artikel atau definisi ilmiah. Tetapi sudah menaiki satu level lebih tinggi dari itu. Contohnya saja makalah, proposal, paper, laporan praktikum, dan sebagainya. Internet memang sangat membantu pekerjaan sekolah saya, bukan hanya informasi yang didapat praktis dan cepat lalu beres. Tapi juga penggunaannya yang begitu mudah dan simple, berbeda dengan sumber lainnya seperti buku-buku. Akses internetnya pun terbilang mudah, hampir di setiap ujung jalan ada warung internet alias warnet. Buka 24 jam, harga pas ala anak sekolahan. Maklum, punya internet sendiri di rumah masih jarang bagi anak-anak yang sekolah dulu. Untuk waktu-waktu selanjutnya, tidak usah ditanya lagi untuk apa saja saya memanfaatkan internet. Karena menurut saya "pemanfaatan" bukan lagi kata yang tepat, mungkin coba dengan kata "memainkan". Karena dari "memainkan" ini, internet tidak hanya memberi manfaat. Tapi juga ditambah pengaruh-pengaruh lain yang di luar dugaan kita sebelumnya.