Minggu, 07 Juni 2015

Sistem Pembelajaran dengan Modul



Pembelajaran yang Sesuai dengan Siswa Berbakat

1.       Jelaskan kebijakan Pemerintah Republik Indonesia tentang pelayanan pendidikan anak berbakat seperti tertuang dalam UU No. 2 Tahun 1989 pasal 8 ayat (2) dan pasal 24 ayat (1)!
2.       Mengapa pembelajaran untuk anak berbakat sebaiknya dengan sistem pembelajaran dengan modul?
3.       Jelaskan apa yang dimaksud dengan modul!
4.       Gambarkan dengan bagan tahap-tahap kegiatan belajar dalam sistem pembelajaran dengan modul! Dan jelaskan pula kegiatan belajar setiap tahap dalam sistem pembelajaran dengan modul tersebut!
5.       Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen dalam Modul!
6.       Bagaimana peran guru khusus pada waktu pembelajaran dengan modul dimulai? Berikan contoh kongkret!
7.       Bagaimana peran guru khusus pada waktu pembelajaran modul sedang berlangsung? Berikan contoh kongkret!
8.       Bagaimana peran guru khusus pada waktu pembelajaran dengan modul berakhir? Berikan contoh kongkret!
9.       Buatlah sebuah Modul Pembelajaran Kreativitas pada Mahasiswa Berbakat dari Fakultas Psikologi Semester ke-II!
10.   Cobalah uraikan langkah-langkah penelitian eksperimen semu (quasi-experiment) untuk membuktikan bahwa sistem pembelajaran dengan modul tepat untuk anak berbakat!
Jawab
1.       -  UU Nomor 2 Tahun 1989 pasal 8 ayat (2) : “Warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa berhak memperoleh perhatian khusus.”
·   UU Nomor 2 Tahun 1989 pasal 24 ayat (1) menyatakan bahwa setiap peserta didik mempunyai hak menyelesaikan program pendidikan lebih awal dari waktu yang ditentukan.
2.       Karena anak berbakat memiliki potensi yang unggul, mereka cepat memahami dan menguasai materi pelajaran tanpa banyak memerlukan bantuan guru, menyenangi tantangan, ini berarti menyenangi tugas-tugas yang sulit dan rumit, maka diperlukan suatu pembelajaran yang spesifik di mana siswa harus mempelajari materi pelajaran tanpa dijelaskan oleh guru, mampu menggunakan alat-alat dan sumber-sumber pelajaran secara mandiri, mampu mengerjakan tugas-tugas, menjawab pertanyaan-pertanyaan secara mandiri, dan bantuan guru diberikan hanya apabila diperlukan sekali.
3.       Modul adalah suatu paket pembelajaran yang memuat pedoman tugas-tugas yang dilaksanakan guru dan bahan ajaran yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa juga dilakukan secara mandiri, atau diajarkan oleh siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional).
4.  


      Keterangan :
      LKS         : Lembar Kegiatan Siswa                         TF            : Tes Formatif
      LK           : Lembar Kerja                                         P              : Modul/Kegiatan Perbaikan
      KLK        : Kunci Lembar Kerja                               T              : Modul/Kegiatan Tambahan  

5.       Komponen-komponen Modul :
·       Pedoman Guru/Petunjuk untuk Guru : menguraikan peranan guru dalam kegiatan belajar-mengajar, mendeskripsikan unit yang dipelajari siswa, kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa, alat-alat pelajaran, dan sumber-sumber yang digunakan serta alat evaluasi kemajuan belajar siswa.
·      Lembar Kegiatan Siswa : berisi rumusan tujuan instruksional (kompetensi) yang akan dicapai, kegiatan-kegiatan belajar yang harus dilakukan, alat-alat pelajaran dan sumber-sumebr yang akan digunakan, tugas-tugas yang harus diselesaikan.
·      Lembar Kerja : merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Lembar Kegiatan Siswa yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
·      Kunci Lembar Kerja : berisi jawaban-jawaban atas pertanyaan atau tugas yang dimuat dalam Lembaran Kerja. Setelah siswa mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas, selanjutnya siswa baru boleh mencocokkan sendiri jawaban dan tugasnya dengan Kunci Lembar Kerja.
·      Lembar Tes Formatif : berisi soal-soal yang harus dikerjakan untuk mengukur tingkat keberhasilan/penguasaan, setelah modul dipelajari.
·      Kunci Lembar Tes Formatif : berisi jawaban-jawaban atas soal-soal dalam  Lembar Tes Formulatif. Siswa dapat mencocokkan sendiri jawabannya dengan Lembar Kunci Tes Formatif.
             6.       Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang menimbulkan minat dan merangsang rasa ingin tahu siswa. Siswa didorong untuk dapat meningkatkan produk. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar mandiri. Contoh kongkret : dewasa ini Indonesia mengalami krisis ekonomi. Menurut Anda faktor-faktor apakah yang menjadi penyebabnya? Sebutkan beberapa cara menekan laju inflasi! Siswa diberi kesempatan mencari jawaban, meskipun jawaban tersebut tidak ada di dalam buku/uraian materi.
            7.       Menciptakan suasana hangat dan suasana aman, agar siswa bebas berpikir eksploratif. Contohnya, suasana hangat = suasana penuh keakraban, jangan terlalu membuat jarak. Suasana aman, sejauh mungkin hindarilah kritik tetapi berikan banyak penghargaan. Misalnya dengan ungkapan : “Pada dasarnya caranya sudah benar, hanya kurang teliti.”
            8.       Guru bersikap positif terhadap keberhasilan maupun kegagalan siswa. Guru juga lebih baik memberikan umpan balik daripada memberikan penilaian. Contohnya : siswa yang berhasil menyelesaikan Lembar Kerja dan Tes Formatif dengan baik, diucapkan kata “selamat, kamu berhasil!”. “Lanjutkan dan tingkatkan usahamu yang sudah baik!”. Sedangkan bagi siswa yang belum berhasil pada tes nya, guru harus memberi semangat, seperti “Tingkatkan lagi belajarnya, saya yakin kamu pasti bisa”.
            9. -

          10.  - Persiapan Eksperimen (Penelitian Hibah Bersaing VII)
           → Sebelum eksperimen dilakukan diadakan pelatihan kepada guru-guru yang mengampu dalam 5 (lima)   bidang studi yaitu Fisika, Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, dan Ekonomi & Akuntansi. Materi pelatihan meliputi Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat, Sistem Pembelajaran dengan Modul, dan menyusun Modul Pembelajaran Anak Berbakat dalam lima bidang studi tersebut.
                -   Pelaksanaan Eksperimen (Penelitian Hibah Bersain VII)  
            → Diberikan  pre-test (tes awal) dan post-test (tes akhir)
                -    Hasil Analisis Data (Penelitian Hibah Bersaing VII)
            → Analisa skor post-test dari kelima bidang studi tersebut, lalu nanti akan terdapat perbedaan yang   signifikan dalam masing-masing bidang studi. Hasil analisis ini menunjukkan eksperimen pembelajaran dengan sistem modul bagi anak berbakat efektif atau efisien. Atau dengan kata lain Pembelajaran dengan Sistem Modul adalah tepat untuk anak berbakat. 














Minggu, 17 Mei 2015

Tugas Kelompok ~

A.    Keberbakatan dan Kreativitas
1.     Jelaskan pengertian keberbakatan!
2.     Jelaskan pengertian kreativitas!
3.     Jelaskan hubungan pengertian dan keberbakatan dan kreativitas!
B.     Pembelajaran anak berbakat
1.     Sebutkan dan jelaskan ciri ciri anak berbakat
2.     Jelaskan penerapan pembelajaran anak berbakat menurut Teori Barbed an Renzulli!
3.     Jelaskan mengenai kegunaan kurikulum berdiferensi dan apa pembelajaran nya dengan kurikulum?

    A.
1.    Keberbakatan merupakan kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi  kemampuan intelektual music,matematika,dan berbagai tingkat kecerdasan diberbagai bidang lainnya yang kemampuannya lebih jauh di atas rata rata anak seusianya.
2.    Kreativitas merupakan proses mental yang membantu pemunculan gagasan atau konsep baru, atau hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada.
3.    Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran kreatif (pemikiran divergen) biasanya di anggap memiliki keaslian dan kepantasan keberbakatan yang dimiliki seseorang.

B.
1.                  a. Intelektual/belajar
                 Mudah menangkap pelajaran, ingatan baru, pembendaharaan kata luas, penalaran  tajam  (berfikir kritis).
            b. Krearivitas
        
Dorongan ingin taunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, rasa humor tinggi daya majinasi kuat.
             c. Motivasi
        
Turut menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama) ulet menghadapi kesulitan, tidak perlu dorongan dari luar untuk berprestasi.
             d. Pengamatan yang siaga dan cermat
        
Seorang anak memperhatikan apa yang berlangsung dalam lingkungannya. Ia melakukannya tidak saja dengan gerak gerik tetapi juga melalui pandangan mata. 
            e. Bahasa  
                Anak berbicara lebih cepat dibandingkan anak anak sebayanya ia mampu menggunakan kata kata lebih sulit dan kalimat kalimat yang lebih majemuk.
             f. Keterampilan motorik
      
Anak dapat menanggapi benda lebih cepat dan tidak cepat menjatuhkannya. Ia dapat membangun dalam permainan balok atau kotak yang lebih sulit dan menempatkannya dengan seimbang.
            g. Membaca  
               Sudah dapat membaca sebelum masuk sekolah dasar dan biasanya belajarsendiri. Ketika masih bayi tidak pernah memegang buku gambar terbalik.
            h. Matematika 
               Seperti halnya membaca, ketrampilan matematika dimulai dengan memahami konsep konsep mendasarinya. Anak cepat menunjukkan perhatian anak banyak mengajukan perhatian terhadap waktu menghitung anak banyak mengajukan pertanyaan sejenisnya. Anak cepat mengingat hari hari ulang tahun usia seseorang dan hal hal yang berhubungan dengan angka.
             i. Ingatan
       
Anak mempunyai ikatan yang baik tentang pengalaman atau pengetahuan yang di peroleh. Anak ingin mengetahui sesuatu sesuatu dan sering bertanya tentang hal hal yang tidak di perhatikan orang lain. 
             j. Rasa ingin tahu dan keuletan
Dalam hal hal mengajukan pertanyaan, anak tidak sekadar bertanya mengenai siapa atau apa yang terjadi. Tetapi juga bagaimana untuk memperoleh jawabannya, anak sangat gigih dan keras hati.

       k. Semangat 
                 Mereka biasanya menunjukkan semangat dan energy yang sangat besar, oleh karena itu tidak mengherankan jika minat dan kegiatannya beragam hingga mengakibatkan kurang tidur. 
             l. Persahabatan
     Mereka menyukai teman teman yang lebih tua atau senang bersama orang dewasa.
2.    Pertama-tama guru perlu memahami diri, karena anak akan belajar bukan hanya yang dilakukan guru tetapi juga bagaimana melakukannya. Guru perlu memiliki pengertian tentang keberbakatan banyak memberikan tantangan dibandingkan tekanan tidak hanya mementingkan hasil namun juga proses lebih memberikan umpan balik dibandingkan penilaian dan guru mesti menciptakan suasana dalam kelas yang menunjang rasa percaya diri dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan  pendapat dan keputusan.
3.    Kurikulum diferensiasi menekankan pada cara pembalasan dan meneliti informasi tentang anak yang mempunyai bakat dan kecerdasan IQ di atas rata rata dengan materi umum yang bisa dicerna oleh anak anak pada umumnya.