Sabtu, 06 Desember 2014

Prosa 1 - Artikel Kebudayaan Indonesia



5 Tradisi Unik Kebudayaan Indonesia
Indonesia adalah negara kaya raya dengan sumber daya alam maupun manusianya. Termasuk kebudayaan Indonesia yang sangat bercorak dan beragam.  Mulailah dari sekarang, mencoba untuk pelajari Indonesia. Mengenal lebih dalam, peduli pada segala nilai-nilai Indonesia, dan bertekad untuk melestarikannya. Belajar mencintai Indonesia, bukan melupakan bahkan melunturkan nilai-nilai budaya tersebut. Begitu memikatnya budaya luar, sampai kita tidak sadar bahwa Indonesia sebenarnya mempunyai potensi yang lebih besar dan lebih baik. Budaya luar memang tak sekaya Indonesia, yang memilki budaya tradisi adat, perayaan atau upacara-upacara, tarian serta nyanyian daerah, pakaian-pakaian tradisional, dan sebagainya. Saatnya melihat-lihat budaya Indonesia… Berikut adalah contoh-contoh budaya dan tradisi unik Indonesia yang hanya ada di negara tercinta kita ini.
1. Balimau

Balimau adalah tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan biasanya dilakukan pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Diwariskan secara turun temurun, tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad. 
Latar belakang dari balimau adalah membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa. Secara lahir, mensucikan diri adalah mandi yang bersih. Zaman dahulu tidak setiap orang bisa mandi dengan bersih, baik karena tak ada sabun, wilayah yang kekurangan air, atau bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab yang lain. Saat itu pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau adalah limau (jeruk nipis), karena sifatnya yang melarutkan minyak atau keringat di badan.

2. Lompat Batu di Nias
Siapa yang tak kenal tradisi lompat batu di Pulau Nias, Sumatera Utara? Inilah tradisi yang sudah berlangsung berabad-abad dan masih terjaga dengan baik hingga hari ini oleh masyarakat Nias. Dalam tradisi ini, seorang pria akan berlari, menginjak sebuah bongkahan batu, lalu kemudian meloncati batu setinggi 2 meter!
Tradisi ini adalah simbol atau ritual bagi para pemuda di Nias. Jika berhasil meloncati batunya tanpa tersentuh dan mendarat dengan benar, maka dia dinyatakan sudah dewasa, baik secara fisik atau pun pemikiran, serta sudah dizinkan untuk menikah.
3.   Perang Pandan di Bali 

Perang Pandan di Bali adalah sebuah tradisi perang yang penuh pertumpahan darah. Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Bali di Desa Adat Tenganan, Kabupaten Karangasem dan merupakan acara ritual kebudayaan yang rutin dilakukan setiap tahun.
Dalam tradisi ini, dua pemuda akan bertarung menggunakan daun pandan berduri. Keduanya akan saling memecut tubuh lawannya hingga luka dan berdarah. Meski begitu, mereka punya obat anti septik dari bahan umbi-umbian untuk mengobati luka. Tradisi ini bukanlah untuk mencari musuh, melainkan hanya sebuah tradisi yang bersifat menghibur dan tentu saja tak boleh dilakukan sembarangan.
4.  Potong Jari di Papua 
Potong jari merupakan suatu tradisi yang dilakukan oleh mama (sebutan wanita tua) dari Suku Dani di Wamena, Papua. Tradisi ini adalah sebuah simbol atau tanda belasungkawa atas kematian anggota keluarga. Tradisi ini pun adalah warisan leluhur yang hingga kini masih terjaga dengan baik.
Ketika ada anggota keluarganya yang meninggal, maka salah satu jari dari wanita tua tersebut dipotong menggunakan kampak batu. Ketika jari tangan sudah tidak memungkinkan untuk dipotong, maka daun telinga mereka yang harus dipotong. Ada nilai luhur yang tinggi pada tradisi ini, sesakit apa pun jari yang dipotong, tidak ada yang lebih sakit saat salah satu anggota keluarga meninggal.

5. . Kebo-keboan (Banyuwangi) 
Ritual Tradisi yang diadakan setahun sekali pada tgl 10 Suro atau 10 Muharaam di desa Alasmalang, Singojuruh, Banyuwangi, yang berkaitan dengan budaya agraris khususnya siklus tanam padi.Upacara ini adalah gabungan antara upacara minta hujan bila terjadi kemarau panjang atau rasa syukur, bila panen berhasil dengan baik.
Di upacara ini beberapa laki laki berdandan menjadi kerbau mereka harus berkubang di tengah kubangan sawah yang baru dibajak, kemudian diarak keliling desa, disertai karnaval kesenian rakyat. Kemudian mereka juga beraksi membajak sawah.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar